Serba Gratis, Dewandik dan Disdik Sleman Studi Referensi ke Badung
- 02 Agustus 2024
- Laporan Utama
- Komentar 0
Bali - Tim Dewan Pendidikan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman melakukan studi referensi ke Dewandik dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Badung Bali selama 4 hari sejak 31 Juli s/d 3 Agustus 2024. Dalam kunjungan kerjanya pagi tadi, rombongan dari Kabupaten Sleman tersebut diterima langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Badung I Gusti Made Dwipayana serta Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Badung I Made Gede Putra Wijaya beserta para jajarannya di Gedung Disdikpora Kabupaten Badung.
Dalam pengantarnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana mengharapkan agar studi referensi yang dilakukan dapat mempelajari mengenai tata Kelola Pendidikan yang baik; sebab system Pendidikan dasar di Kabupaten Badung sudah digratiskan semuanya. Adanya dukungan pendanaan yang memadai, sebab Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Badung sendiri sudah mencapai Rp 10 Triliun sendiri. Bagaimana peran yang dilakukan juga oleh Dewan Pendidikan di Kabupaten Badung, tentunya bisa menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan Pendidikan di Kabupaten Sleman.
Merespons hal tersebut, Kadisdikpora Kabupaten Badung I Gusti Made Dwipayana mengungkapkan bahwa keberhasilan Kabupaten Badung dalam memajukan sistem pendidikannya, tidak terlepas dari Kerjasama berbagai pihak termasuk berkat keterlibatan dari Dewan Pendidikan Kabupaten Badung.
"Dewan Pendidikan Kabupaten Badung selalu kami libatkan dalam mengambil kebijakan dalam dunia Pendidikan di Kabupaten Badung," ujarnya. Masalah yang muncul di Kabupaten Badung seperti masalah PPDB pada tahun ini, memang kita akui ada; namun bisa dituntaskan dengan baik. Soal minimnya jumlah murid baru yang diterima sejumlah sekolah di Kabupaten Badung, lanjutnya, kami merencanakan untuk melakukan regrouping. "Terutama sekolah-sekolah yang jumlah murid barunya kurang dari 10 orang," tegasnya dengan penuh argumentasi. Melalui regrouping, diharapkan tata kelola menjadi lebih efektif dan efisien.
Saat ini cukup sulit mengarahkan pilihan orangtua untuk meminta agar anak-anak mereka sekolah pada sekolah swasta. Mengingat infrastruktur dan fasilitas di sekolah-sekolah negeri sudah cukup komplit.
Sementara itu Ketua Dewan Pendidikan Kabupen Sleman Sudiyo melontarkan tiga pertanyaan yang menarik yakni soal sistem rekrutmen Dewan Pendidikan di Kabupaten Badung, program kerja yang dilakukan, dan anggaran yang mendukung kegiatan tersebut agar bisa disampaikan secara gamblang sebagai bahan komparasi. I Made Gede Putra Wijaya menjelaskan bahwa proses rekrutmen Dewan Pendidikan Kabupaten Badung sudah dilakukan sesuai dengan regulasi yang ada. Hanya saja minat masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Badung masih belum tinggi.
"Bahkan yang sudah demisioner pun terpaksa harus diperpanjang lagi," tegasnya. Berhubungan dengan tupoksi dan program kerja yang dimiliki Dewan Pendidikan Kabupaten Badung masih berhubungan dengan pengawasan kebijakan pendidikan. Masalah besar yang ada di Kabupaten Badung saat ini adalah sekolah-sekolah swasta yang banyak tidak mendapatkan murid baru dalam jumlah yang memadai. Hal ini sebagai akibat dari sekolah-sekolah negeri yang mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah daerah, sehingga seluruh biaya sekolah SD dan SMP negeri di Kabupaten Badung serba gratis. Hal ini berbeda dengan sekolah-sekolah swasta.
Dalam sesi diskusi, juga berjalan sangat interaktif. Supadiyanto, Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Sleman melontarkan pertanyaan mengenai implementasi Kurikulum Merdeka melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Kabupaten Badung dikaitkan dengan potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Badung, apakah sudah terelaborasi dengan baik melalui pembentukan karakter mental pengusaha/entrepreneurship bagi para siswa. Menurut penjelasan dari I Gusti Made Dwipayana bahwa P5 telah diarahkan dalam pembentukan karakter murid memiliki mental bisnis yang sudah dilakukan di sejumlah sekolah, meski belum semuanya. Misalnya, Kadisdikpora Kabupaten Badung tersebut mencontohkan apa yang sudah dilakukan di SMP Negeri 5 Abiansemal Badung Bali sudah berjalan dengan baik. Di daerah lainnya, sekolah-sekolah diarahkan untuk mengembangkan potensi lokalnya misalnya potensi pertanian, kerajinan, dan lain sebagainya.
Pada akhir sesi, dua belah pihak saling menyerahkan kenang-kenangan berupa cenderamata, buku, dan oleh-oleh khas Kabupaten Sleman. Selanjutnya tim berkunjung langsung ke SMP Negeri 5 Abiansemal Badung Bali untuk melihat praktik baik pengelolaan pendidikan berbasis IKM dan juga pelaksanaan P5. (*)
Bagikan postingan
Komentar